Posts

2.3.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 16

Image
Pada Kesempatan ini, saya akan memaparkan Jurnal Refleksi Minggu ke-16 Pendidikan Calon GuruPenggerak Angkatan 4. Adapun model yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah model Driscoll. Model ini terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut. 1) WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi) 2) SO WHAT? ⟮Analisis dari peristiwa yang terjadi⟯ 3) NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi) Berikut ini adalah jurnal Refleksi Minggu ke-16 yang saya buat : 1) WHAT ? Pembelajaran pada minggu ini masih berada pada pembahasan modul 2.3 tentang Coaching. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada minggu ini terdiri atas kegiatan Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Konstekstual dilanjutkan dengan kegiatan Elaborasi pemahaman bersama Instruktur. Dalam kegiatan Refleksi terbimbing, CGP dimintan untuk memberikan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan, meliputi pemahaman sebelum dan sesudah mempelajari modul, hal yang perlu ditingkatkan, kendala, dan upaya dalam men

2.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pendampingan dengan Pendekatan Coaching dalam Komunitas Sekolah

Image
Dalam sesi Demonstrasi Kontekstual kali ini, CGP diminta untuk melakukan praktik kegiatan coaching nyata di sekolah tempat CGP berasal sesuai dengan model TIRTA. Coachee dalam hal ini dapat merupakan murid atau rekan kerja yang hasilnya direkam dalam sebuah video berdurasi 20-30 menit. Dalam proses ini, saya mencoba mempraktikkan coaching model TIRTA dengan seorang rekan sejawat yang memiliki kendala dalam menemukan strategi pembinaan terhadap siswa yang berulangkali tidak aktif dalam proses pembelajaran daring. Berikut ini adalah video hasil rekaman praktik coaching yang saya lakukan. Dalam Video tersebut yang berperan sebagai coachee adalah Kadek Angri Setiawan, seorang guru BK di SMAN 2 Amlapura, dan saya sendiri berperan sebagai coach. Demikian hasil Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3 Coaching yang telah saya buat, semoga bermanfaat. Salam dan Bahagia.

2.3.a.6. Refleksi Terbimbing - Memahami Lebih Dalam Teknik Coaching Yang Efektif Dalam Optimalisasi Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Murid

Tahap ke-4 dari alur MERRDEKA dalam mempelajari modul 2.3 adalah Refleksi Terbimbing. Dalam Refleksi Terbimbing kali ini, CGP diajak untuk merenung, mengingat kembali, dan melakukan refleksi mendalam mengenai hal-hal yang telah dipelajari pada modul coaching sebelumnya. Kemudian menjawab beberapa pertanyaan reflektif yang diberikan berikut. 1. Sebelum mempelajari modul ini, saya pikir bahwa coaching Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir bahwa coaching sama saja dengan konseling ataupun mentoring dimana akan ada dua pihak yang terlibat di dalamnya yaitu coach dan coachee dimana coachlah yang nantinya akan membagikan pengalamannya lalu memfasilitasi coachee dengan alternatif-alternatif solusi, dan saya juga pikir dalam proses coaching, coach akan membantu coachee menentukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. saya merasa bahwa coaching Sebelum mempelajari modul ini, saya merasa bahwa coaching adalah bimbingan yang bisa diberikan oleh coach kepada coache dalam menyelesaikan perm

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15

Image
Pada Kesempatan ini, saya akan memaparkan Jurnal Refleksi Minggu ke-15 Pendidikan Calon GuruPenggerak Angkatan 4. Adapun model yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah Model 4: Papan cerita reflektif ( Reflective Storyboard ). Berikut ini adalah hasil jurnal refleksi minggu ke-15 yang saya susun. Ekplorasi Konsep 2.3.a.4.1 Senin, 21 Maret 2022, Saya melakukan eksplorasi konsep secara mandiri tentang Konsep Coaching Dalam Konteks Pendidikan, dan menjawab beberapa pertanyaan reflektif terkait konsep yang dipelajari Ekplorasi Konsep 2.3.a.4.2 dan 2.3.4.3 Selasa, 22 Maret 2022, Saya melakukan eksplorasi konsep secara mandiri tentang Komunikasi Yang Memberdayakan dan TIRTA Sebagai Model Coaching, dan menjawab beberapa pertanyaan reflektif terkait konsep yang dipelajari Ekplorasi Konsep - Forum Diskusi Rabu, 23 Maret 2022, Saya menyimak contoh video choaching model TIRTA, kemudian menjawab pertanyaan terkait video tersebut. Saya dan CGP lainnya juga melakukan diskusi dan saling membe

2.3.a.5.1. Ruang Kolaborasi

Image
Tahap ke-3 dari alur MERRDEKA dalam mempelajari modul 2.3 adalah Ruang Kolaborasi Ruang Ruang Kolaborasi kali ini, CGP diajak untuk melatih kemampuan coaching secara virtual bersama CGP lain. Tujuannya, CGP dapat melatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk komunitas praktisi untuk melakukan praktik coaching model TIRTA. Terdapat tiga kasus yang disajikan dalam kegiatan tersebut, yaitu : Kasus 1 Coach: guru , coachee: murid , 1 pengamat Seorang guru sangat memahami jika Rina, salah satu muridnya berbakat dalam berpidato dalam Bahasa Inggris. Ia mendorong Rina untuk mengikuti perlombaan pidato dalam Bahasa Inggris tingkat kabupaten. Namun, nampaknya Rina masih belum percaya diri. Bagaimanakah cara Anda dalam menanggapi hal ini? Kasus 2 Coach: guru , coachee: murid . 1 pengamat Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut, kecu

2.3.a.4.3. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Coaching

Image
Setelah secara mandiri Anda mempelajari konsep coaching di konteks pendidikan, komunikasi yang memberdayakan dan model coaching, sekarang saatnya mendiskusikan hasil pemahaman Anda mengenai hal-hal tersebut. Tentunya Anda sudah memahami mengenai coaching dalam konteks pendidikan, bagaimana komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching, dan model TIRTA. Silakan renungkan pertanyaan-pertanyaan ini. Adakah pergeseran paradigma berpikir Anda ketika Anda berhadapan dengan situasi yang dialami baik oleh rekan sesama pendidik maupun murid Anda? Sebagai pendidik, mengapa Anda memerlukan keterampilan coaching selain keterampilan yang lainnya? Salah satu prinsip coaching adalah kemitraan yang setara. Apakah kendala yang akan Anda hadapi ketika harus menempatkan diri Anda pada posisi yang setara dengan murid sebagai coachee? Setelah merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas, simaklah video mengenai coaching model TIRTA berikut. Selanjutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan beri

2.3.a.4.3. Eksplorasi Konsep - TIRTA Sebagai Model Coaching

Image
Bagian ke tiga dari Ekplorasi Konsep di modul ini adalah belajar tentang TIRTA Sebagai Model Coaching. Berikut ini adalah materi yang disajikan dalam Eksplorasi Konsep serta jawaban yang saya buat berdasarkan hasil ekplorasi konsep yang dilakukan dalam proses pembelajaran. TIRTA TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will . Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee , 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya. Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntu