3.1.a.4.3. Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep

Dalam kegiatan pembelajaran di sesi ini, CGP diajak mendalami materi melalui studi kasus dalam bentuk video. Para CGP masing-masing akan mendapatkan 1 video untuk dianalisis. Kemudian didiskusikan dengan pendamping dan fasilitator. Setiap CGP harus memberikan minimal dua komentar/tanggapan terhadap hasil analisis CGP lainnya.
Dalam analisis kasus tersebut, saya kebetulan mendapatkan tugas untuk menganalisis kasus 5 (Video studi kasus kertas contekan).
Berikut ini adalah video studi kasus yang diberikan.

Berikut ini adalah hasil analisis studi kasus yang saya lakukan untuk kasus 5 tersebut:


1. Apa keputusan yang Anda ambil?

Memanggil kedua murid perempuan tersebut setelah selesai tes Ujian. Menanyakan perihal kertas contekan yang dipasang didinding toilet, dan mengatakan pada kedua siswa tersebut bahwa perbuatan mereka adalah curang, tidak jujur dan melanggar kesepakatan kelas yang telah dibuat. Selanjutnya meminta kedua murid tersebut untuk melakukan ujian ulang sesuai waktu yang telah ditetapkan sebagai konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan tersebut.

2. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?

Prinsip yang saya gunakan adalah berpikir berbasis peraturan (Role-Base Thingking) karena perbuatan murid yang mencontek pada saat ujian merupakan perbuatan yang melanggar peraturan/tata tertib ujian maupun kesepakatan kelas. Dengan prinsip ini diyakini bahwa nilai kejujuran sebagai bagian dari peraturan harus dijunjung tinggi oleh seluruh murid dalam mengikuti ujian.

3. Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.

a. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
Penanaman nilai kejujuran sebagai bagian dari budaya positif sekolah dengan rasa kasihan kepada kedua murid terhadap usahanya untuk mendapatkan nilai yang bagus saat ujian.
Jika saya (Ibu aminah) membiarkan kedua siswa tersebut mencontek artinya saya menunjukkan rasa kasihan dan iba pada siswa yang berusaha mendapatkan nilai bagus, namun hal ini bertentangan dengan rasa keadilan yang harus diberlakukan pada seluruh siswa, serta bertentangan dengan nilai kejujuran dan peraturan yang harus di junjung tinggi oleh siswa sebagai wujud budaya positif di sekolah.

b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
Yang terlibat dalam situasi tersebut adalah : Ibu aminah dan kedua orang murid yang mencontek.

c. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
Fakta yang relevan dalam situasi tersebut adalah :
  • 2 orang murid secara bergantian permisi untuk pergi ke toilet.
  • Saat datang dari toilet, nampak murid tersenyum dan lancar mengerjakan tes
  • Ibu aminah merasa curiga terhadap prilaku murid yang ijin ke toilet
  • Ibu aminah pergi ke toilet mengecek keadaan di toilet
  • Ibu aminah menemukan ada kertas contekan yang menempel di dinding
d.  Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
    Tidak ada pelanggaran hukum dalam situasi yang dihadapi tersebut.
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
    Dalam situasi tersebut, terjadi pelanggaran peraturan sebagai peserta ujian, yaitu berprilaku curang, tidak jujur dan mencontek. Pelanggaran peraturan yang dilakukan kedua murid tidak dikenakan sanksi hukum.
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
    Berdasarkan perasaan dan intuisi saya, tidak ada yang salah dalam situasi tersebut, namun saya hanya merasa tidak nyaman jika membiarkan murid berbuat tidak jujur karena hal tersebut melanggar aturan yang ada serta dapat menimbulkan karakter tidak baik di sekolah.
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
    Seandainya keputusan saya dipublikasikan dihalaman depan koran dan menjadi viral, saya tidak akan malu. Keputusan saya untuk memanggil kedua murid, memberikan peringatan atas perbuatannya mencontek dan tidak jujur serta memberikan tes ulang pada kedua murid merupakan tindakan yang benar dan tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Dalam hal ini saya mendidik murid tentang pentingnya nilai kejujuran dan keadilan.
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
    Panutan atau idola saya tidak akan mungkin membiarkan muridnya untuk berbuat tidak jujur merkipun hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus. Dengan demikian idola/panutan saya pasti akan mengambil putusan yang serupa seperti yang saya lakukan.
e.  Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
Situasi tersebut merupakan situasi dilema etika. Paradigma yang terjadi adalah paradigma Rasa keadilan lawan rasa kasihan (Justice vs Mercy)

f. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai.
Berdasarkan 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip yang saya gunakan adalah Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

g. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
Investigasi opsi trilemma dalam menyelesaikan masalah ini adalah memanggil kedua murid tersebut selesai ujian dengan tanpa menunjukkan rasa curiga dihadapan semua murid. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan rasa bersalah dan merasa dihukum dihadapan murid-murid lainnya. Selanjutnya saya (sebagai bu Aminah) mengajak kedua murid berbicara dari hati ke hati (dalam ruang tertutup) tentang perbuatan mereka yang merupakan pelanggararan etika dan berdampak pada penanaman karakter kejujuran kedepannya. Melalui pembicaraan ini diharapkan kedua murid sadar dan tidak mengulang lagi kejadian tersebut dikemudian hari. Selanjutnya, sebagai konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan, saya akan melakukan ujian ulang untuk kedua anak tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan serta memberikan soal yang berbeda dari soal sebelumnya. Namun pelaksanaan ujian ulang sedapat mungkin untuk tidak diketahui murid lainnya dan juga orang tua kedua anak tersebut, untuk menghindari terjadinya hal-hal lain diluar dugaan yang terjadi pada anak tersebut.

h. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
Keputusan yang akan saya ambil adalah membuat konsekuensi secara logis (memanggil, memberi peringatan dan memberi ujian ulang) kepada kedua murid tersebut tanpa harus mempermalukan mereka dihadapan semua murid lainnya serta mencoba merahasiakan kejadian tersebut kepada kedua orang tua murid tersebut.

i. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.
Keputusan yang saya ambil sudah tepat karena saya menanamkan karakter kejujuran pada semua murid-murid sebagai bagian dari budaya positif disekolah.
Apabila saya membiarkan mereka mencontek maka pada kedua murid tersebut akan tertanam benih-benih ketidak jujuran dan kecurangan serta rasa ketidakpercayaan diri. Selain itu dengan membiarkan kejadian tersebut akan berdampak pada murid lainnya karena saya mengabaikan rasa keadilan terhadap murid-murid yang lainnya.


Selanjutnya, di bawah ini adalah beberapa pertanyaan pengayaan, CGP dapat memilih 2 (dua) dari 4 (empat) pertanyaan berikut untuk dijawab berdasarkan analisis studi kasus CGP diatas.

  1. Dari kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, apakah ada langkah-langkah yang Anda anggap lebih penting daripada langkah lainnya, mengapa?
    Menurut saya langkah-langkah yang saya anggap penting adalah mengumpulkan fakta-fakta yang sesuai dengan situasi yang terjadi saat itu, karena fakta-fakta yang terjadi akan memunculkan ide-ide kreatif dalam penyelesaian permasalahan yang sedang terjadi.

  2. Selain kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut, menurut Anda apa lagi yang sebaiknya dilakukan oleh pemimpin pembelajaran dalam memastikan keputusannya adalah keputusan yang tepat?
    Selain 9 langkah diatas, menurut saya yang penting untuk dilakukan adalah pengujian terhadap hasil keputusan akhir yang diambil, apakah ada dampak baru yang ditimbulkan atas keputusan yang diambil tersebut, hal ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengambil keputusan berikutnya pada saat mengalami situasi yang sama.

  3. Bila Anda menerapkan 9 langkah tersebut, apakah dapat dipastikan bahwa keputusan yang Anda ambil akan bisa mengakomodasi semua pemangku kepentingan (stakeholder) sekolah? Mengapa?
    Dengan menerapkan 9 langkah tersebut akan lebih memungkinkan untuk dapat mengakomodir kepentingan lebih banyak pihak (walaupun belum tentu 100%) akan tetapi dengan adanya langkah Investigasi Opsi Trilemma dalam menentukan keputusan akhir akan sangat memungkinkan pengambil keputusan akan memutuskan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek kepentingan semua pihak sehingga keputusan yang diambil akan tebih kreatif dan lebih tepat.

  4. Menurut Anda, bagaimana hubungan antara nilai-nilai dan budaya sekolah dalam pengambilan keputusan di dalam situasi dilema etika?
    Berprilaku jujur, tidak curang dan tidak mencontek saat ujian merupakan kesepakatan kelas yang sudah menjadi peraturan di sekolah dalam menumbuhkan budaya positif si sekolah. Oleh karenanya memberikan konsekuensi logis terhadap prilaku tidak jujur sudah merupakan hal yang baik untuk dapat memberikan rasa keadilan dan dapat mempertahankan budaya positif sebagaimana telah disepakati di sekolah.
Demikian hasil analisis studi kasus yang saya buat, semoga bermanfaat.
Salam dan bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Release Instaler dan Updater Aplikasi Rapor SP Versi 2023.F

Release Aplikasi Rapor SP - Rapor Kurikulum Merdeka Versi 2023

Panduan Lengkap Rapor SP Versi 2023

Patch Rapor SP untuk Sertifikat UKK

Aplikasi Gratis | Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan untuk SMA Pelaksana Kurikulum Merdeka