3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Prinsip Pengambilan Keputusan
Pada sesi pembelajaran kali ini, CGP diajak untuk memilih salah satu kasus dari empat kasus yang disediakan tentang pengambilan keputusan yang mengandung dilema, selanjutnya meminta tanggapan rekan sejawat. Dari tanggapan yang diberikan oleh rekan sejawat kemudian CGP menganalisisnya.
Dalam kesempatan ini, saya bersama rekan sejawat (Ni Nyoman Dhesy Ariyati) mencoba menanggapi kasus 2.
Berikut ini video hasil wawancara / tanggapan dari rekan sejawat di sekolah:
Jawaban Saya :
Dari kasus 2, Rekan saya memilih mengisi lembar rekomendasi untuk pak Doddy dan mengisi form dengan menutupi “Trek Record negatif” yang dimiliki oleh pak Dody terdahulu. Pertimbangannya karena rasa kemanusiaan, karena pak dody membutuhkan pekerjaan itu untuk menanggung pembiayaan istri dan anak-anaknya.
Jawaban Saya :
Jawaban Saya :
Berdasarkan 3 prinsip dilema etika yang ada, Rekan saya mengambil keputusan berdasarkan prinsip "Berpikir Berbasis Rasa Peduli ⟮Care Based Thinking)". Prinsip ini mengajak diri pengambil keputusan untuk memberikan batasan diri dan berpikir tentang orang lain serta menunjukkan empati terhadap orang lain.
Prinsip yang saya ambil di posisi tersebut juga termasuk kategori "Berpikir Berbasis Rasa Peduli ⟮Care Based Thinking)". Dalam memberikan keputusan, saya didasari atas rasa peduli dan empati pada Pak Doddy, serta mencoba memahami bagaimana jika saya berada di posisi yang sama dengan posisi pak Dody.
Jawaban Saya :
Jawaban Saya :
Bagaimana langkah-langkah dalam mengambil keputusan yang tepat dan menguntungkan bagi semua pihak serta tidak melanggar ke tiga prinsip yang ada ?
Dalam kesempatan ini, saya bersama rekan sejawat (Ni Nyoman Dhesy Ariyati) mencoba menanggapi kasus 2.
Berikut ini adalah ilustrasi kasus yang dipilih.
Anda adalah Kepala Sekolah di SMA Tunas Gemilang. Pak Doddy adalah seorang guru Matematika di sekolah yang Anda pimpin. Ia adalah guru yang kompeten dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia menguasai bidang yang diajarkan dan metode mengajarnya juga mudah dimengerti oleh murid-murid, namun ia memiliki beberapa masalah dalam pengendalian emosi dan pengelolaan waktu. Beberapa kali Anda mendapat keluhan baik dari murid-murid maupun orang tua murid bahwa Pak Doddy kerap marah-marah pada murid-muridnya ketika ia kecewa pada sikap atau kinerja mereka. Anda telah menyampaikan keluhan-keluhan tersebut pada Pak Doddy dan membimbingnya untuk memperbaikinya. Pak Doddy juga kerap kali terlambat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat soal ujian, dan juga mengisi nilai raport siswa. Kejadian terakhir, Pak Doddy terbukti memanipulasi laporan keuangan kepanitiaan kegiatan study tour ke Yogya, dimana ia menjadi bendaharanya. Akhirnya di akhir tahun ajaran, Anda memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja Pak Doddy.
Pak Doddy dapat menerima keputusan sekolah. Ia segera mencari pekerjaan baru dengan melamar ke beberapa sekolah. Pak Doddy juga secara personal meminta Anda untuk memberikan rekomendasi bila ada sekolah yang memintanya. Anda pun mengiyakannya. Pada suatu hari, Anda mendapat email dari bagian Sumber Daya Manusia/SDM, SMA Cahaya Hati yang meminta Anda mengisi lembar rekomendasi mengenai kinerja Pak Doddy sehubungan dengan lamaran Pak Doddy ke sekolah tersebut sebagai Koordinator Guru Matematika. Di formulir itu ada beberapa pertanyaan tentang pengendalian emosi, pengelolaan waktu, juga tentang integritas.
Anda paham betul bahwa kalau Anda mengisi dengan sebenar-benarnya, Pak Doddy tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Padahal sekolah tersebut adalah sekolah yang baik dan posisi yang dituju adalah posisi yang baik. Anda juga tahu, sebagai kepala keluarga dengan istri yang tidak bekerja dan 3 anak yang masih kecil-kecil, Pak Doddy sangat membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan mengisi form tersebut dengan apa-adanya, atau akan anda buat sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi? Apa yang akan menjadi pertimbangan ketika Anda melakukan itu?
Berikut ini video hasil wawancara / tanggapan dari rekan sejawat di sekolah:
Pertanyaan :
Pengambilan Keputusan seperti apa yang diajukan oleh rekan kerja Anda?Jawaban Saya :
Dari kasus 2, Rekan saya memilih mengisi lembar rekomendasi untuk pak Doddy dan mengisi form dengan menutupi “Trek Record negatif” yang dimiliki oleh pak Dody terdahulu. Pertimbangannya karena rasa kemanusiaan, karena pak dody membutuhkan pekerjaan itu untuk menanggung pembiayaan istri dan anak-anaknya.
Pertanyaan :
Bila Anda berada dalam situasi di mana Anda adalah rekan dari guru yang ada di studi kasus 1/2/3/4, apakah yang akan Anda lakukan? Berbedakah jalan keluar Anda dengan rekan guru Anda?Jawaban Saya :
Jika saya berada dalam situasi menjadi atasan Pak Doddy (sebagaimana kasus 2), saya akan mengambil keputusan untuk mengisi lembar rekomendasi untuk pak Doddy, serta memberikan nilai lebih baik daripada fakta yang sebenarnya serta menutupi hal negatif yang dimiliki oleh pak Dody sebelumnya.
Jalan keluar yang saya berikan senada dengan jalan keluar yang diberikan oleh rekan saya. Karena didorong oleh rasa kemanusiaan untuk dapat membantu pak Doddy mendapatkan pekerjaan, apa lagi beliau memiliki tanggungan istri yang tidak bekerja serta menanggung 3 anak kecil. Selain itu, kesalahan yang dilakukan oleh pak dody terdahulu juga sudah mendapat konsekuensi langsung dari pihak sekolah dengan mengeluarkan pak Dody dari sekolah tersebut sehingga saya sebagai kepala sekolah yang lama mestinya dapat menutupinya dan mencoba menunjukkan rasa kemanusiaan untuk membantu pak dody apalagi pak dody sangat membutuhkan pekerjaan tersebut di sekolah yang baru.
Pertanyaan :
Kira-kira rekan kerja Anda mengambil keputusan seperti yang diambil karena berlandaskan prinsip yang mana dari ketiga prinsip dilema etika? Kira-kira bagaimana prinsip Anda sendiri?Jawaban Saya :
Berdasarkan 3 prinsip dilema etika yang ada, Rekan saya mengambil keputusan berdasarkan prinsip "Berpikir Berbasis Rasa Peduli ⟮Care Based Thinking)". Prinsip ini mengajak diri pengambil keputusan untuk memberikan batasan diri dan berpikir tentang orang lain serta menunjukkan empati terhadap orang lain.
Prinsip yang saya ambil di posisi tersebut juga termasuk kategori "Berpikir Berbasis Rasa Peduli ⟮Care Based Thinking)". Dalam memberikan keputusan, saya didasari atas rasa peduli dan empati pada Pak Doddy, serta mencoba memahami bagaimana jika saya berada di posisi yang sama dengan posisi pak Dody.
Pertanyaan :
Dari ketiga prinsip dilema etika ini, apakah yang tidak terduga atau menarik dari ketiga prinsip ini?Jawaban Saya :
Yang menarik dari ketiga prinsip dilema etika tersebut adalah, bahwa ketiga prinsip tersebut memiliki kelebihan masing-masing sesuai dengan sudut pandang yang dipergunakan, namun tentunya masing-masing memiliki kelemahan dari sudut pandang yang lain. Prinsip berpikir berbasis hasil akhir, menggunakan prinsip bahwa keputusan yang diambil dapat menghasilkan kebaikan bagi banyak orang, tetapi belum tentu dapat memberikan hasil yang baik untuk semua orang. Berpikir berbasis peraturan, seringkali membuat pengambil keputusan berbuat hanya berdasarkan peraturan yang ada (tentunya sangat baik dalam menerapkan peraturan dan mewujudkan disiplin) namun kelemahannya terkadang keputusan yang diambil tanpa memandang rasa kemanusiaan. Berpikir berbasis rasa peduli, kadangkala akan membuat pihak yang terlibat melanggar peraturan. Pengambil keputusan tidak hanya berpikir tenatng keputusan yang benar, tetapi mana yang terbaik dari pilihan-pilihan yang benar.
Pertanyaan :
Pertanyaan-pertanyaan apakah yang masih mengganjal atau ingin Anda ketahui lebih lanjut tentang 3 prinsip dilema etika?Jawaban Saya :
Bagaimana langkah-langkah dalam mengambil keputusan yang tepat dan menguntungkan bagi semua pihak serta tidak melanggar ke tiga prinsip yang ada ?
Comments
Post a Comment