2.1.a.6. Refleksi Terbimbing

Tahap ke-4 dari alur MERRDEKA dalam mempelajari modul 2.1 adalah Refleksi Terbimbing. Dalam kegiatan Refleksi Terbimbing kali ini, CGP melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses pembelajaran yang telah mereka lalui serta menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diampunya.

CGP diberikan pertanyaan Reflektif yang harus jawab, kemudian melakukan konsultasi daring asinkron secara khusus dalam kelompok kecil dengan fasilitator.
Berikut ini adalah pertanyaan reflektif yang diberikan dan jawaban yang saya buat atas pertanyaan tersebut. Jawaban yang saya berikan terkait dengan kondisi nyata yang saya alami yang mungkin akan berbeda dengan yang lainnya.

1.  Dari apa yang sudah Anda pelajari, materi apa yang menurut Anda dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di kelas Anda?

Berdasarkan apa yang telah saya pelajari pada modul ini, menurut saya pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi bagi permasalahan terkait pembelajaran di kelas saya.
Setiap siswa dilahirkan dengan bakat dan kemampuan yang unik. Dalam sebuah kelas yang terdiri dari 33-36 siswa, tentunya guru akan dihadapkan dengan siswa-siswa yang beragam baik dari segi keberagaman agama, latar belakang sosial ekonomi, minat bakat maupun profil belajarnya. Terkait dengan pembelajaran, setiap siswa memiliki kebutuhan belajar yang beragam baik dari segi minat belajar, kesiapan belajar maupun profil belajar. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi guru agar bisa memenuhi kebutuhan belajar setiap siswanya. Dengan penerapan pembelajaran yang berdiferensiasi mungkin akan cukup efektif untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan belajar siswa. Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, strategi diferensiasi yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran diantaranya diferensiasi konten, diferensiasi proses, ataupun diferensiasi produk.

2. Apa yang menurut Anda sulit untuk diterapkan? Mengapa menurut Anda hal tersebut sulit diterapkan?

Menurut saya yang sulit diterapkan dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu mengenali kebutuhan belajar murid dan menyiapkan perangkat pembelajaran yang beragam / komplek untuk pemenuhan kebutuhan belajar setiap murid.
Hal ini terjadi karena guru pada jenjang SMA khususnya mengelola murid dengan kelas yang cukup banyak (4 -12 kelas) dengan jumlah siswa per kelas + 36 siswa ditambah lagi tuntutan kurikulum mata pelajaran yang masih cukup tinggi dengan alokasi waktu yang terbatas. Dalam kondisi ini, seorang guru tentunya perlu waktu yang sangat ekstra untuk dapat mengenali kebutuhan belajar muridnya. Apalagi dalam situasi pembelajaran daring seperti ini saat ini dimana guru tidak bisa bertemu dengan muridnya, sehingga diperlukan strategi dan inovasi untuk dapat mengenali masing-masing siswa beserta kebutuhan belajarnya masing-masing.
Disisi lain, untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa dalam kelas yang cukup banyak, tentunya guru harus juga memiliki waktu yang ekstra untuk menyiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun strategi pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan belajar setiap muridnya.

3. Jika Anda harus menerapkan hal yang sulit tersebut, dukungan Apa yang Anda perlukan? Kemana atau bagaimana Anda akan dapat mengakses dukungan tersebut.

Dukungan yang saya perlukan ketika harus menerapkan hal yang sulit tersebut adalah :
  1. Dukungan dari orang tua siswa untuk memastikan anak-anaknya dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga guru dapat mengenali murid-muridnya dengan baik. Selain itu, saya juga harus memastikan para orang tua agar mendampingi anak-anaknya saat saya melakukan sebuah survey untuk mengetahui profil murid, memastikan semua murid mengisi surveynya. Untuk mendapat dukungan tersebut tentunya saya akan mengoptimalkan grup WA yang telah saya bentuk sebelumnya dan berkomunikasi melalui whatsapp grup.

  2. Dukungan dari kepala sekolah.
    Dukungan dari kepala sekolah baik berupa motivasi, pembimbingan, pendampingan maupun fasilitasi sangat diperlukan sehingga perubahan yang saya lakukan mendapat ijin dan fasilitasi oleh pihak sekolah.

  3. Dukungan dari rekan sejawat, guru BK maupun Wali kelas.
    Untuk saya benar-benar dapat mengetahui bagaimana pemetaan kebutuhan anak dan gaya belajar setiap siswa dukungan dari guru bimbingan konseling (BK) dan wali kelas sangat diperlukan untuk membantu saya melakukan survey di awal tahun pembelajaran. Setidaknya saya tidak sendiri, ada guru lain yang saya ajak bertukar pemikiran untuk mengetahui bagaimana profil awal siswa saya. Kemudian dukungan lain adalah keterlibatan guru mata pelajaran serumpun/teman sejawat untuk berbagi pengalaman baik mengajarnya di kelas.
    Untuk mendapat dukungan tersebut, saya harus melakukan komunikasi dan berkolaborasi baik dengan teman sejawat, guru BK maupun Wali Kelas.

  4. Dukungan sarana prasarana.
    Dalam mempersiapkan instrument untuk pemetaan kebutuhan belajar siswa, perangkat pembelajaran, sumber sumber belajar serta proses pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid tentunya memerlukan sarana prasarana yang cukup memadai utamanya perangkat komputer, internet maupun sarana prasarana pembelajaran lainnya.
    Untuk mendapatkan dukungan tersebut, saya harus melakukan komunikasi dengan pihak sekolah untuk membantu memfasilitasi sarana, prasarana Pendidikan yang ada di sekolah serta secara khusus saya harus menyiapkan pendanaan lebih untuk kebutuhan tersebut.

  5. Dukungan keluarga.
    Dalam melaksanakan hal yang sulit tersebut, tentunya saya harus menyediakan waktu ekstra dalam pelaksanaannya. Sehingga dukungan dari keluarga sangat diperlukan, keluarga harus memahami akan tugas dan tanggung jawab yang saya lakukan sebagai seorang pendidik di sekolah sehingga akan sedikit mengganggu waktu saat ada dirumah. Untuk mendapatkan dukungan tersebut, saya harus melakukan komunikasi dengan keluarga agar mereka memahami bahwa tugas guru tidak bisa hanya dilakukan di sekolah saja, guru harus menyiapkan waktu dan tenaga ekstra untuk dapat membantu siswa belajar sesuai kebutuhan belajar siswa masing masing.
Demikian Refleksi Terbimbing yang saya buat berdasarkan hasil pemikiran saya, semoga bermanfaat.
Salam dan Bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Release Instaler dan Updater Aplikasi Rapor SP Versi 2023.F

Release Aplikasi Rapor SP - Rapor Kurikulum Merdeka Versi 2023

Panduan Lengkap Rapor SP Versi 2023

Patch Rapor SP untuk Sertifikat UKK

Aplikasi Gratis | Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan untuk SMA Pelaksana Kurikulum Merdeka