1.4.a.6.1. Refleksi Terbimbing - Budaya Positif

Berikut ini merupakan Hasil Refleksi Terbimbing sebagai bagian dari tugas modul 1.4.a.6.Refleksi Terbimbing Budaya Positif dalam pembelajaran Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Karangasem


Dalam kegiatan Refleksi Terbimbing, CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan tentang pemahaman, pengalaman, dan rencana tindakan setelah mempelajari modul 1.4 Budaya Positif.

Berikut ini pertanyaan dan jawaban yang saya buat pada pembelajaran ini.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Saya telah memahami konsep inti pada modul 1.4 Budaya Positif, dantaranya: 
Saya memahami bahwa pelaksanaan budaya positif di sekolah akan sangat membantu proses terbentuknya murid-murid dengan karakter yang baik utamanya dalam pembentukan karakter profil pelajar Pancasila. Secara khusus materi yang telah saya pahami melalui modul ini adalah Disiplin Positif, Posisi Kontrol Guru, Kebutuhan Dasar Manusia, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi. 

a. Disiplin Positif
Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif. Dalam penerapan disiplin positif ini, murid diajarkan untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Selain itu, disiplin positif juga mengajarkan murid bertanggung jawab serta memberi rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi, disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan murid untuk melakukan sesuatu tanpa sogokan, ancaman, maupun hukuman.

b. Posisi kontrol guru

Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru yaitu :
  • Penghukum (Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi),
  • Pembuat Orang Merasa Bersalah. Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat orang merasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. 
  • Teman, Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi 
  • Monitor : Posisi ini memantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi.
  • Manajer (guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri).
c. Kebutuhan dasar manusia

Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang dilakukan adalah usaha terbaik untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Ketika mendapatkan apa yang diinginkan, sebetulnya saat itu manusia sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasarnya. 
Ketika seorang melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Pada umumnya manusia memiliki 5 kebutuhan dasar diantaranya : 
  • Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), 
  • Cinta dan kasih sayang (love and belonging), 
  • Kebebasan (freedom)
  • kesenangan (fun), 
  • Kekuasaan (power). 
d. Keyakinan kelas
Keyakinan kelas adalah jembatan efektif yang dapat membantu pembentukan budaya disiplin positif di kelas. Untuk dapat terbentuknya budaya positif perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara warga kelas. Nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal inilah yang disebut keyakinan. Suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Siswa pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan mendalami tentang suatu keyakinan, daripada hanya mendengarkan peraturan-peraturan yang mengatur mereka harus berlaku begini atau begitu. Keyakinan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. 


e. Segitiga Restitusi
Segitiga restitusi adalah sebuah tahapan untuk memudahkan para guru dan orangtua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk melakukan restitusi. Segitiga Restitusi merupakan suatu proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Proses ini meliputi tiga tahap dan setiap tahapnya berdasarkan pada prinsip penting dari Teori Kontrol, yaitu Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity (Merupakan bagian dasar dari segitiga restitusi yang bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang merasa gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang lebih bisa dikuatkan kebutuhan dasarnya), Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbeh (Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk,  pasti memiliki maksud/tujuan tertentu. Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir proaktif yang mengenali tujuan dari setiap tindakan.), dan Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief (fase dimana anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan) 

Hal-hal yang menarik bagi saya adalah 
Banyak hal menarik yang saya pelajari dari materi pada modul 1.4 ini, utamanya terkait posisi kontrol guru. Selama ini, saya belum menerapkan posisi kontrol manajer dalam menangani permasalahan siswa. Pada dasarnya siswa yang mengalami masalah disebabkan karena dia ingin memenuhi kebutuhannya, namun saya sangat jarang menelusuri lebih jauh terkait kebutuhan dasar yang harus mereka penuhi yang menyebabkan siswa mengalami permasalahan sehingga saya belum mampu menemukan solusi yang terbaik dalam mengatasi permasalahan siswa tersebut. Guna menumbuhkan budaya positif di kelas, guru mestinya mampu membuat keyakinan kelas dan menjadikannya pondasi dasar dalam memumbuhkan budaya positif di kelas. Hal yang menarik lainnya dari modul ini adalah bahwa segitiga restitusi. Dalam proses restitusi, Ketika siswa berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan bagi siswa untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang mereka lalukan untuk memperbaiki kesalahannya serta membuat keyakinan siswa menjadi lebih kuat, bisa mengambil pelajaran dari masalah,sekaligus memperbaiki diri. Melalui restitusi, hubungan siswa dengan pihak yang bermasalah juga dipulihkan, dan fokus guru adalah menguatkan karakter siswa.

Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti  tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.

Pengalaman saya terkait dengan penggunaan konsep-konsep inti tersebut adalah saya membuat kesepakatan kelas dengan keyakinan yang universal yang dilaksanakan di awal semester, seperti Bertanggung jawab, Mandiri, Menjaga kebersihan, Tepat Waktu, Budaya Senyum Salam Sapa, Berdoa sebelum dan sesudah belajar, Kolaborasi, dan menghargai orang lain, serta membangun kesepakatan terkait   tata tertib dalam proses pembelajaran dalam 1 semester ke depan utamanya bagaimana proses pembelajarannya, bagaimana cara penilaiannya, dan apa konsekuensinya bila terdapat salah satu individu yang tidak melaksanakan poin-poin keyakinan kelas tersebut. 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu.

Sebelum mempelajari modul ini saya belum punya pengalaman langsung menerapkan segitiga restitusi secara penuh, karena posisi kontrol saya saat mengatasi permasalahan siswa lebih banyak menerapkan posisi kontrol sebagai teman dan pemantau/monitor dimana saya masih berfokus kepada data yang ada, mengawasi berdasarkan peraturan dan konsekuensi, catatan perilaku cenderung menerapkan teori stimulus respon dimana menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.

Perubahan  apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, pikiran saya menjadi lebih terbuka dan banyak sekali motivasi dan inspirasi yang muncul dalam diri saya untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah. Saya juga menjadi lebih paham bagaimana caranya agar murid melakukan budaya positif tanpa paksaan dan melakukannya dari keyakinan mereka sendiri. Saya juga mulai memahami bahwa memaksa seseorang melalui paksaan ataupun hukuman bukanlah cara yang bijaksana dan efektif untuk mengubah karakter murid ke arah yang lebih baik.
Sebelumnya, saya lebih banyak memandang siswa bermasalah sebagai sumber masalah, sehingga perlu diberikan konsekuensi. Setelah mempelajari modul ini, saya lebih meyakini dan dapat memandang siswa bermasalah karena memiliki kebutuhan yang ingin dipenuhi. Siswa tidak perlu diberi hukuman, tetapi dikuatkan keyakinannya untuk perbaikan diri ke depan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Mempelajari modul ini bagi saya sangat penting, karena sebagai individu dan pemimpin pembelajaran harus mampu memahami cara menciptakan budaya positif untuk menumbuhkan karakter baik pada siswa yang ada di sekolah dan bagaimana penerapannya agar berpihak pada murid. Melalui pembelajaran modul ini, saya dapat lebih memahami bagaimana saya dapat menerapkan disiplin positif bagi peserta didik dan saya dapat memahami kebutuhan dasar murid, kemudian menentukan posisi kontrol yang saya ambil serta memberikan pemahaman tentang bagaimana sata dapat menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaian masalah murid.

Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Yang bisa dilakukan untuk membuat dampak di lingkungan kelas dan sekolah adalah Menerapkan konsep budaya positif dengan konsep perubahan paradigma stimulus-respon dengan posisi kontrol guru, menyepakati keyakinan kelas dengan siswa dan mengajak siswa menerapkan keyakinan kelas dalam kegiatan pembelajaran. Dalam menyelesaikan masalah siswa, saya bisa menerakan posisi manajer, yaitu melihat kebutuhan yang diperlukan siswa, menanyakan keyakinan, dan mengajak siswa mencari solusi untuk perbaikan diri. Prinsip segitiga restitusi juga bisa diterapkan dalam menangani siswa bermasalah.

Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Hal-hal yang menurut saya penting untuk dipelajari dalam menciptakan budaya positif adalah pelajari lebih lanjut untuk menciptakan budaya positif adalah cara mengolah emosi, mengenal teori gaya belajar siswa serta implementasinya di kelas, dan cara melakukan pembelajaran yang efektif dalam memenuhi kebutuhan belajar secara individual dalam kelas yang heterogen.

Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?

Langkah awal yang akan saya ambil adalah
  • Membuat dan menyepakati keyakinan kelas dengan siswa
  • Berkolaborasi dengan rekan sejawat, kepala sekolah, dan warga sekolah lainnya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang positif
  • Memberi contoh teladan yang dimulai dari diri sendiri
  • Selalu menggunakan segitiga restitusi dalam menangani permasalahan siswa

Demikian Hasil Refleksi Terbimbing yang saya buat. Semoga Bermanfaat.

Salam dan Bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Release Instaler dan Updater Aplikasi Rapor SP Versi 2023.F

Release Aplikasi Rapor SP - Rapor Kurikulum Merdeka Versi 2023

Panduan Lengkap Rapor SP Versi 2023

Aplikasi Gratis | Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan untuk SMA Pelaksana Kurikulum Merdeka

Patch Rapor SP untuk Sertifikat UKK