1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Berikut ini merupakan Koneksi Antar Materi tantang Nilai dan Peran Guru Penggerak yang saya buat sebagai bagian dari tugas modul 1.2.a.9 Koneksi Antar Materi dalam pembelajaran Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Karangasem

Menumbuhkan Kembangkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Peran dan Nilai Guru Penggerak


Profil Pelajar Pancasila kaitannya dengan Peran dan Nilai Guru Penggerak

Pendidikan adalah suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan sebaik mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke generasi lainnya. Adanya pendidikan juga dapat meningkatkan kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat baik itu untuk diri sendiri maupun masyarakat umum.
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk menuntun anak dalam menanamkan nilai kemanusian yang terwujud dalam profil pelajar Pancasila sehingga mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Semua anak Indonesia wajib mencerminkan profil pelajar Pancasila karena profil ini merupakan jadi diri bangsa Indonesia, yaitu pelajar yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, berkebhinekaan global, berpikir kritis, kreatif dan gotong royong. Profil pelajar Pancasila perlu ditanamkan sejak dini bagi semua pelajar Indonesia agar kelak menjadi manusia beradab, mau dan mampu membangun bangsa dan negara. Dalam menumbuhkan karakter anak sesuai dengan profil pelajar Pancasila, guru harus konsisten dalam memberikan keteladanan, tuntunan, dan dorongan semangat kepada anak. Sekolah juga harus dapat menerapkan sistem dan aturan secara konsisten agar anak memiliki karakter pelajar Pancasila.
Mewujudkan profil pelajar Pancasila pada anak bukan suatu yang mudah, namun bukan berarti sulit untuk diwujudkan. Mewujudkan dan menumbuh kembangkan profil pelajar pancasila pada anak memerlukan keteladanan dari seorang guru. Guru secara sadar harus mampu menjalankan prinsip ing ngarso sung tulodho (didepan memberikan contoh/teladan) dalam proses pendidikan di sekolah. Sebagai seorang guru kita harus menyadari bahwa guru sudah terlanjur dipandang sebagai orang yang dapat diteladani di tengah masyarakat kita, sehingga guru sesungguhnya memiliki kesempatan yang paling baik untuk menjadi teladan bagi muridnya.
Lumpkin (2008) mengatakan bahwa guru dengan karakter baik memberikan bimbingan kepada anak dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan nilai moral. Guru membantu anak memahami nilai kebaikan yang ada pada diri mereka agar anak meyakini bahwa nilai-nilai kebaikan itu merupakan bagian tak terpisah dari diri mereka sehingga anak akan terus menumbuhkan nilai-nilai kebaikan tersebut pada diri mereka. Guru melestarikan karakter baik pada masyarakat melalui anak didiknya.
Karakter yang ditunjukan oleh kebiasaan yang dilakukan oleh anak, yang tampak oleh guru, hanyalah sebagian kecil saja dari diri anak didik, yaitu sebesar 12%. Sementara sisanya, 88% merupakan daerah gelap yang membutuhkan tutunan cahaya. Salah satu pihak yang mampu menjadi cahaya dalam kegelapan itu adalah guru. Guru dapat menjadi cahaya yang menerangi ruang gelap anak dengan memberikan keteladanan, tuntunan, dan dorongan semangat secara konsisten. Demikian juga, sekolah dapat menjadi cahaya yang menerangi sisi gelap anak dengan menerapkan aturan atau sistem di sekolah secara konsisten. Dengan konsistensi guru dan sekolah, anak akan dapat menumbuhkan karakter anak dengan optimal.
Namun, yang jadi pertanyaan, langkah konkrit apa yang dapat dilakukan oleh guru dan sekolah dalam menumbuhkan karakter anak?
Guru penggerak harus mampu melaksanakan peran guru penggerak, meliputi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid

  1. Pemimpin Pembelajaran
    Sebagai guru penggerak, guru harus mampu melaksanakan peran pertama sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin pembelajaran mampu mengondisikan pembiasaan perilaku baik dengan memberikan keteladanan serta menerapkan sistem/ aturan yang konsisten di dalam kelas maupun di sekolah. Guru sepatutnya mengembangkan lingkungan, baik fisik maupun psikis, yang menjadi tempat anak menanamkan nilai-nilai baik pada dirinya. Guru juga sepantasnya mengembangkan lingkungan kelas dan sekolah yang memberikan dukungan terhadap penumbuhan proses berpikir lambat. Melalui peran sebagai pemimpin pembelajaran, guru dapat mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah yang berpihak kepada anak. Guru sepatutnya menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, membekali anak dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang anak butuhkan. Dengan kata lain, guru penggerak sepatutnya mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung tumbuh kembang anak.

  2. Menggerakkan Komunitas Praktisi
    Guru penggerak harus mampu menggerakkan orang lain untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya profil pelajar Pancasila pada anak. Guru penggerak dapat menggerakkan MGMP sekolah, komunitas guru tingkat kabupaten (Gugus PAUD, KKG, MGMP), maupun komunitas lain agar semua anggota komunitas tersebut ikut melakukan perubahan untuk menerapkan pembelajaran yang berpihak pada anak agar terwujud profil pelajar Pancasila.

  3. Menjadi Coach bagi Guru Lain
    Guru penggerak harus mampu menjadi mentor atau coach bagi guru lain untuk mengembangkan pembelajaran yang berpihak kepada anak di kelas dan sekolah masing-masing. Guru penggerak harus mampu mengidentifikasi aspek-aspek yang dapat ditingkatkan dari rekan sejawat, merefleksikan hasil pengalamannya sendiri dan guru lain tentang penerapan merdeka belajar, dan memantau perkembangan dari rekan guru agar diperoleh hasil optimal.

  4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru.
    Guru penggerak harus mampu membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran harus selalu up to date mengikuti perkembangan zaman dan alam anak sehingga apa yang diberikan guru bermakna bagi anak dalam menjalani hidupnya dengan selamat dan bahagia. Guru penggerak juga diharapkan mampu memetakan pemangku kepentingan di sekolah serta membangun dialog antar para pemangku kepentingan, seperti siswa, orang tua/ wali murid, komite sekolah, pejabat pemerintah setempat, masyarakat sekitar, dinas terkait, dsb.

  5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid
    Guru membantu para murid ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah.

Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran guru penggerak cukuplah berat. Supaya mampu melaksanakan kelima peran tersebut dengan baik, guru penggerak harus menanamkan nilai-nilai pada diri guru penggerak itu sendiri. Guru penggerak harus mampu menjadi agen perubahan dari dirinya sendiri terlebih dahulu, yaitu dengan mulai menanamkan nilai-nilai guru penggerak.

Nilai-nilai guru penggerak berfungsi sebagai standar bagi guru dalam mengambil ke posisi khusus dalam suatu masalah, menggunakannya sebagai bahan evaluasi dalam mengambil keputusan, berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku guru penggerak dalam kehidupan sehari-hari. Guru penggerak memiliki lima nilai, yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid.

Mandiri berarti seorang guru penggerak senantiasa mendorong dirinya sendiri atas kemauan sendiri untuk melakukan aksi dan bertangung jawab atas segala keputusan dan hal yang terjadi pada dirinya sendiri. Ia memulai melakukan perubahan atas inisiatif sendiri. Ia selalu terdorong untuk meningkatkan kualitas diri dan lingkungan (fisik maupun psikis) tanpa dorongan dari pihak lain. Beberapa poin yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai mandiri guru penggerak adalah sebagai berikut.

  • Menentukan tujuan perubahan yang hendak dicapai dan dampak dari pencapaian tujuan tersebut. Mulailah menentukan tujuan umum dan dibreak down menjadi tujuan-tujuan khusus yang mudah dicapai dan terukur.
  • Rayakan keberhasilan dalam setiap pencapaian. Rayakan setiap keberhasilan dalam mencapai tujuan sekecil apapun dengan melakukan sesuatu hal yang paling disukai agar motivasi untuk mencapai tujuan berikutnya selalu terjaga.
Reflektif adalah kemampuan merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun orang lain. Guru reflektif mau membuka diri terhadap pengalaman baru, melakukan evaluasi terhadap apa saja yang sudah baik serta apa yang perlu peningkatan, dan melakukan tindakan nyata untuk melakukan perbaikan agar semua yang belum atau kurang baik menjadi lebih baik. Guru reflektif juga terbuka untuk meminta dan menerima umpan balik dari orang lain. Strategi untuk meningkatkan nilai reflektif dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
  1. Tuliskan kesan mendalam dari sebuah pengalaman mengajar.
  2. Tuliskan apa yang baik dan apa yang belum baik dari pengalaman mengajar tersebut.
  3. Mintalah anak dan rekan sejawat untuk memberikan umpan balik.

Kolaboratif berarti guru penggerak senantiasa bekerja sama secara positif dengan berbagai pihak pemangku kepentingan di lingkungan dan luar sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila memerlukan kolaborasi sehingga tercipta rasa saling percaya dan hormat atas perbedaan peran masing-masing namun tetap menuju satu tujuan yaitu terwujudnya profil pelajar Pancasila. Strategi untuk meningkatkan nilai kolaboratif adalah sebagai berikut.
  • Tetapkan tujuan yang hendak dicapai bersama.
  • Tetapkan pihak mana saja yang terlibat.
  • Melaksanakan Forum Grup Discussion (FGD) dengan semua pihak yang terlibat untuk mengerucutkan tujuan bersama yang hendak dicapai menjadi tujuan-tujuan kecil/ sepsifik yang terukur pencapaiannya.
  • Dalam FGD menentukan strategi apa yang hendak dilakukan untuk mencapai tujuan.
  • Menentukan peran atau uraian tugas masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Melaksanakan setiap langkah strategi yang telah ditetapkan sesuai dengan peran masing-masing yang telah ditetapkan.
  • Melakukan evaluaasi dan tindakan perbaikan pelaksanaan program agar di waktu yang akan datang lebih baik.
Inovatif berarti guru penggerak mampu memunculkan gagasan abru yang tepat guna dalam mengatasi suati masalah. Nilai ini menjadi suatu hal sangat penting karena era sekarang ini adalah era yang penuh dengan ketidakpastian karena perubahan global yang sangat cepat. Nilai inovatif ini mendorong guru penggerak untuk menjadi lebih terbuka dengan setiap perubahan yang terjadi dan memanfaatkannya secara tepat sehingga setiap perubahan yang terjadi menjadi berguna. Startegi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai inovatif adalah seperti berikut.
  • Terbukalah dengan setiap perubahan yang terjadi pada diri sendiri dan orang lain.
  • Refleksikan apa yang sudah baik dan apa yang perlu dikembangkan pada diri sendiri dan orang lain terkait dengan perubahan yang sedang terjadi.
  • Carilah informasi dari berbagai sumber terpercaya terkait dengan perubahan yang sedang terjadi yang perlu ditingkatkan.
  • Temukan solusi bagaimana melakukan perubahan tersebut.
  • Lakukan aksi nyata untuk melakukan perubahan tersebut.
  • Evaluasi dan lakukan tindakan perbaikan agar perubahan itu mencapai hasil optimal.

Berpihak pada murid berarti selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan anak sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil berdasarkan kepentingan anak, demi pembelajaran anak, bukan berdasarkan kepentingan guru. Guru penggerak selalu berpikir apa yang dibutuhkan anak dan selalu melakukan perbaikan agar proses pembelajaran menjadi lebih baik. Untuk meningkatkan nilai berpihak kepada anak, dapat melakukan strategi berikut.
  • Lakukan analisis kebutuhan dan asesmen diagnostik baik kognitif dan non kognitif siswa.
  • Rancang pembelajaran sesuai dengan analisis kebutuhan dan asesmen diagnostik.
  • Laksanakan pembelajaran berdasarkan rancangan pembelajaran.
  • Evaluasi dan lakukan tindakan perbaikan terhadap proses pembelajaran.


Pihak yang Terlibat

Dalam menumbuhkan nilai-nilai dan melaksanakan peran guru penggerak, terdapat beberapa pihat yang harus terlibat dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
  1. Orang tua atau wali murid adalah pihak yang perlu dilibatkan dalam proses pembelajaran. Guru dapat meminta informasi dari orang tua atau wali murid terkait dengan bakat minat anak, kebiasaan di rumah, gaya belajar, dsb. Informasi tersebut dapat digunakan untuk merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak.
  2. Kepala Sekolah merupakan pihak yang juga harus dilibatkan karena kepala sekolah adalah penentu kebijakan di sekolah. Dengan dukungan kepala sekolah, diharapkan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah berpihak kepada anak.
  3. Rekan sejawat juga merupakan pihak yang harus dilibatkan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak kepada anak. Ketika semua guru melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak kepada anak, maka anak akan belajar dengan nyaman dan bahagia.
  4. Rekan seprofesi juga perlu dilibatkan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak kepada anak. Jika semua sekolah melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak kepada anak, maka semua anak Indonesia akan belajar dengan nyaman dan bahagia serta profil pelajar Pancasila pada seluruh anak Indonesia akan terwujud.
  5. Masyarakat sekitar adalah pihak yang juga harus dilibatkan dalam proses pembelajaran karena anak bertempat tinggal di lingkungan masyarakat tersebut. Dengan melibatkan masyarakat sekitar, sekolah akan mampu membekali apa saja yang diperlukan anak agar anak dapat hidup dengan nyaman dan bahagia di tengah masyarakat sekitar tempat tinggal mereka.
  6. Pemerintah dari tingkat desa hingga pusat merupakan pemangku kepentingan yang perlu dilibatkan agar proses pembelajaran berpihak kepada anak. Dengan adanya komunikasi yang baik antara kebiajakan dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah akan mendukung proses pembelajaran yang berpihak kepada anak. Anak tidak menjadi korban ambisi para pejabat atau pemangku kepentingan lainnya.
  7. Pelaku industri juga merupakan pihak yang harus dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dengan melibatkan para pelaku industri, sekolah menjadi lebih memahami apa yang diperlukan anak dalam dunia usaha/ industri sehingga kelak anak lebih siap untuk turun di dunia kerja karena anak sudah dibekali dengan softskills maupun hardskills yang tepat.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan bertujuan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila agar anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dalam menumbuh kembangkan profil pelajar pancasila diperlukan keteladanan dari guru. Guru dalam melaksanakan pembelajaran dituntut harus mampu mewujudkan merdeka belajar serta melaksanakan perannya sebagai guru penggerak yang dibarengi dengan menanamkan nilai-nilai guru penggerak di dalam dirinya masing-masing. Guru penggerak memiliki lima peran agar mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila pada anak. Lima peran guru penggerak meliputi memimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mewujudkan kepemimpinan anak, dan mendorong kolaborasi antar guru. Guru penggerak harus menanamkan nilai-nilai guru penggerak pada dirinya agar mampu melaksanakan kelima peran guru penggerak tersebut dengan baik. Nilai guru penggerak meliputi mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid. Guru penggerak harus membangun kerja sama dengan semua pihak yang terkait agar proses pembelajaran berpihak kepada anak.

Comments

Popular posts from this blog

Release Instaler dan Updater Aplikasi Rapor SP Versi 2023.F

Release Aplikasi Rapor SP - Rapor Kurikulum Merdeka Versi 2023

Panduan Lengkap Rapor SP Versi 2023

Patch Rapor SP untuk Sertifikat UKK

Aplikasi Gratis | Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan untuk SMA Pelaksana Kurikulum Merdeka